Sabtu, 31 Desember 2016

LOGIKA ADU DOMBA

Logika Adu Domba

Taktik adu domba menggunakan logika adu domba. Ada empat ciri utama dari logika ini. Yang pertama adalah penciptaan perpecahan di dalam masyarakat.

Logika adu domba dimulai dengan menyebarkan sebuah berita tertentu yang menciptakan perpecahan dan kecurigaan di dalam ke-lompok tertentu. Berita ini begitu sensasional, dan biasanya amat sulit untuk diperiksa kebenarannya. Banyak orang resah atas berita ini. Keresahan serta kecurigaan tersebut lalu menciptakan perpecahan di dalam kelompok, yang akhirnya melemahkan persatuan serta kesatuan kelompok tersebut.

Pemerintah Romawi Kuno menggunakan taktik ini, ketika mereka menyerbu Yunani sekitar 200 tahun sebelum Masehi lalu di Eropa. Keduanya adalah negara yang kuat. Namun, Yunani menjadi lemah, karena ada perpecahan di dalam negaranya. Perpecahan tersebut disebabkan oleh taktik adu domba yang digunakan oleh tentara Romawi.

Ciri kedua adalah adanya pihak-pihak tertentu di belakang layar yang memperoleh keuntungan dari perpecahan yang ada. Pihak-pihak ini biasanya adalah pihak asing yang memiliki kepentingan tertentu,
terutama kepentingan politik dan ekonomi. Mereka bertanggung jawab atas berita yang tersebar dan meresahkan masyarakat. Mereka dikenal sebagai provokator atau aktor di belakang layar yang memicu perpecahan.

Belanda menggunakan taktik ini, ketika ia hendak menjajah Indonesia lebih dari 300 tahun yang lalu. Beragam kerajaan yang ada diadu domba, sehingga mereka saling curiga dan bahkan berperang satu sama lain. Akibatnya, mereka menjadi lemah, dan dengan mudah dikalahkan oleh Belanda. Belanda lalu akhirnya menjadi penguasa politik dan ekonomi di berbagai pulau di Indonesia.

Ciri ketiga adalah kerja sama terselubung. Di balik kecurigaan dan perpecahan yang terjadi, ada pihak dari luar yang mengajak salah satu dari pihak yang terpecah tersebut untuk bekerja sama. Mereka lalu membentuk persekutuan terselubung. Namun, yang kerap terjadi adalah persekutuan tersebut lalu hancur, karena pihak dari luar mengingkari janji mereka.

Inilah pola yang digunakan tentara Amerika Serikat untuk meng-hancurkan beragam Suku Indian yang ada di Amerika Utara. Pemerintah AS menyebarkan beragam berita bohong, guna memecah kerja sama di antara berbagai Suku Indian di Amerika Utara. Pemerintah AS lalu mengajak salah satu suku untuk bekerja sama, guna menghancurkan suku Indian lainnya. Namun, kerja sama tersebut lalu hancur, ketika pemerintah AS mengingkari janji mereka, dan justru menyerang sekutunya. Ini terjadi berulang kali di Amerika Utara.

Ciri keempat adalah pengalihan isu dan sumber daya. Perpecahan dan kecurigaan yang terjadi biasanya membuat kelompok masyarakat tersebut melupakan hal-hal yang penting. Mereka menghabiskan sum-ber daya mereka untuk berperang satu sama lain, sehingga kekuatan ekonomi dan budaya mereka pun melemah. Di dalam keadaan itu, pihak dari luar bisa dengan mudah datang dan menghancurkan mereka
Kerajaan Inggris menggunakan taktik ini, ketika mereka hendak menguasai Cina pada awal abad 20 yang lalu. Mereka memaksa kekaisaran Cina untuk terus berperang dengan kelompok pemberontak yang diciptakan oleh kerajaan Inggris. Akibatnya, begitu banyak sumber daya ekonomi habis untuk berperang, dan Cina pun lalu menjadi lemah. Kerajaan Inggris lalu menyerang Cina, walaupun tidak pernah bisa sepenuhnya menaklukkan Cina.

Seperti sudah kita lihat, taktik adu bomba sudah begitu sering digunakan di dalam sejarah oleh para penjajah di berbagai belahan dunia. Mereka ingin memperluas kekuasaan dan mengeruk keuntungan ekonomi secara tidak adil dari bangsa-bangsa lain. Begitu banyak orang mati, akibat taktik ini. Begitu banyak kerajaan dan bangsa hancur, akibat taktik ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar