Sabtu, 31 Desember 2016

LINGKARAN KEKERASAN

Lingkaran Kekerasan

Lingkaran kekerasan kini berlanjut, dan ini tak dapat dipisahkan dari brutalitas yang telah terjadi sebelumnya. Amerika Serikat, dengan Prancis dan berbagai negara di Eropa lainnya sebagai sekutunya, sudah menyerang Irak dan menurunkan Sadam Hussein dengan paksa. Ini dimulai sejak serangan 2003 lalu. AS dan sekutunya juga menyerbu Libya dengan kekerasan militer yang brutal. Sampai detik ini, AS dan sekutunya terus mendukung gerakan teroris yang menyerang peme-rintahan Assad di Suriah.

Jutaan orang terbunuh, akibat serangan militer brutal tersebut. Akibatnya, seluruh Timur Tengah masuk ke dalam kekacauan. Kelom-pok teroris seperti ISIL, Al Qaeda dan Taliban memperoleh angin segar untuk terus menyebarkan teror mereka. Sementara, AS dan sekutunya, termasuk Arab Saudi, terus memberikan dukungan dana dan senjata kepada beragam kelompok ekstrimis Islam di Timur Tengah, guna menyerang Iran dan sekutunya.

AS dan sekutunya secara sengaja menciptakan dan mendukung gerakan ekstrimis Islam di berbagai penjuru dunia demi memenuhi kepentingan politik mereka. Di satu sisi, ada kepentingan penguasaan minyak di Timur Tengah. Di sisi lain, ada kepentingan untuk
melindungi Israel dengan kebijakan rasis dan merusaknya di Palestina. Ini bukan rahasia lagi sebenarnya.

Apa yang terjadi di Paris pada Jumat 13 November 2015 adalah bagian dari rantai kekerasan yang telah terjadi sebelumnya. Ini adalah buah dari dendam, akibat perang dan penderitaan yang dihasilkan selama ratusan tahun, demi memenuhi kepentingan politik jangka pendek semata. Hancurnya beragam institusi demokratis sekular di Timur Tengah dan Asia juga merupakan dampak dari sepak terjang AS dan sekutunya pada abad 20 lalu. Tak heran, kini Timur Tengah hidup dalam kemiskinan akut, kesenjangan sosial ekstrem dan kekerasan yang tak kunjung henti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar