Lingkaran
Kekerasan
Lingkaran
kekerasan kini berlanjut, dan ini tak dapat dipisahkan dari brutalitas yang
telah terjadi sebelumnya. Amerika Serikat, dengan Prancis dan berbagai negara
di Eropa lainnya sebagai sekutunya, sudah menyerang Irak dan menurunkan Sadam
Hussein dengan paksa. Ini dimulai sejak serangan 2003 lalu. AS dan sekutunya
juga menyerbu Libya dengan kekerasan militer yang brutal. Sampai detik ini, AS
dan sekutunya terus mendukung gerakan teroris yang menyerang peme-rintahan
Assad di Suriah.
Jutaan
orang terbunuh, akibat serangan militer brutal tersebut. Akibatnya, seluruh
Timur Tengah masuk ke dalam kekacauan. Kelom-pok teroris seperti ISIL, Al Qaeda
dan Taliban memperoleh angin segar untuk terus menyebarkan teror mereka.
Sementara, AS dan sekutunya, termasuk Arab Saudi, terus memberikan dukungan
dana dan senjata kepada beragam kelompok ekstrimis Islam di Timur Tengah, guna
menyerang Iran dan sekutunya.
AS
dan sekutunya secara sengaja menciptakan dan mendukung gerakan ekstrimis Islam
di berbagai penjuru dunia demi memenuhi kepentingan politik mereka. Di satu
sisi, ada kepentingan penguasaan minyak di Timur Tengah. Di sisi lain, ada
kepentingan untuk
melindungi
Israel dengan kebijakan rasis dan merusaknya di Palestina. Ini bukan rahasia
lagi sebenarnya.
Apa
yang terjadi di Paris pada Jumat 13 November 2015 adalah bagian dari rantai
kekerasan yang telah terjadi sebelumnya. Ini adalah buah dari dendam, akibat
perang dan penderitaan yang dihasilkan selama ratusan tahun, demi memenuhi
kepentingan politik jangka pendek semata. Hancurnya beragam institusi
demokratis sekular di Timur Tengah dan Asia juga merupakan dampak dari sepak
terjang AS dan sekutunya pada abad 20 lalu. Tak heran, kini Timur Tengah hidup
dalam kemiskinan akut, kesenjangan sosial ekstrem dan kekerasan yang tak
kunjung henti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar