Strategi Pembelajaran Inkuiri
Istilah inkuiri berasal dari
Bahasa Inggris, yaitu inquiry yang
berarti pertanyaan atau penyelidikan. Pembelajaran inkuiri adalah suatu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis,
sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.1
Model pembelajaran ini dikembangkan oleh seorang
tokoh yang bernama Suchman. Suchman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu
yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Teori yang mendasari model
pembelajaran
ini:
1.
Secara alami manusia mempunyai
kecenderungan untuk selalu mencari tahu akan segala sesuatu yang menarik
perhatiannya;
2.
Mereka akan menyadari
keingintahuan akan segala sesuatu tersebut dan akan belajar untuk menganalisis
strategi berpikirnya tersebut;
3.
Strategi baru dapat diajarkan
secara langsung dan ditambahkan/digabungkan dengan strategi lama yang telah dimiliki
siswa;
4.
Penelitian kooperatif (cooperative inquiry) dapat memperkaya
kemampuan berpikir dan membantu siswa belajar tentang suatu ilmu yang
senantiasa
bersifat tentatif dan belajar
menghargai penjelasan atau solusi altematif.
Menurut Sanjaya, pembelajaran inkuiri adalah
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. Pembelajaran inkuiri dibangun dengan asumsi bahwa
sejak lahir manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya.
Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekililingnya tersebut merupakan kodrat
sejak ia lahir ke dunia, melalui indra penglihatan, indra pendengaran, dan
indra-indra yang lainnya. Keingintahuan manusia terus menerus berkembang hingga
dewasa dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimilikinya
akan menjadi bermakna manakala didasari oleh keingintahuan tersebut.
Tujuan utama pembelajaran inkuiri
adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan didisiplin intelektual dan
keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan
jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Selain itu inkuiri dapat mengembangkan nilai dan sikap yang sangat
dibutuhkan agar siswa mampu berpikir ilmiah, seperti :
1.
Keterampilan melakukan
pengamatan, pengumpulan dan pengorganisasian data termasuk merumuskan dan
menguji hipotesis serta menjelaskan fenomena,
2.
Kemandirian belajar,
3.
Keterampilan mengekspresikan secara verbal,
4.
Kemampuan berpikir logis, dan
5.
Kesadaran bahwa ilmu bersifat dinamis dan tentatif.
Menurut Trianto, untuk
melaksanakan inkuiri secara maksimal hal-hal yang perlu diperhatikan adalah, Pertama, Aspek sosial di dalam kelas dan
suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi. Hal ini menuntut adanya
suasana bebas (permisif) di kelas, siswa tidak merasakan adanya tekanan/
hambatan untuk mengemukakan pendapatnya. Kedua,
Inkuiri berfokus hipotesis. Siswa perlu menyadari bahwa pada dasarnya semua
pengetahuan bersifat tentatif. Tidak ada kebenaran yang bersifat mutlak,
kebenaran selalu bersifat sementara. Apabila pengetahuan dipandang sebagai hipotesis,
maka kegiatan belajar berkisar sekitar pengujian hipotesis dengan pengajuan
berbagai informasi yang relevan. Inkuiri bersifat open ended jika ada berbagai
kesimpulan yang berbeda dari siswa masing-masing dengan argumen yang benar. Ketiga, Penggunaan fakta sebagai
evidensi. Di dalam kelas dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta
sebagaimana dituntut dalam pengujian hipotesis pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar