Logika
Adu Domba
Taktik
adu domba menggunakan logika adu domba. Ada empat ciri utama dari logika ini.
Yang pertama adalah penciptaan perpecahan di dalam masyarakat.
Logika
adu domba dimulai dengan menyebarkan sebuah berita tertentu yang menciptakan
perpecahan dan kecurigaan di dalam ke-lompok tertentu. Berita ini begitu
sensasional, dan biasanya amat sulit untuk diperiksa kebenarannya. Banyak orang
resah atas berita ini. Keresahan serta kecurigaan tersebut lalu menciptakan
perpecahan di dalam kelompok, yang akhirnya melemahkan persatuan serta kesatuan
kelompok tersebut.
Pemerintah
Romawi Kuno menggunakan taktik ini, ketika mereka menyerbu Yunani sekitar 200
tahun sebelum Masehi lalu di Eropa. Keduanya adalah negara yang kuat. Namun,
Yunani menjadi lemah, karena ada perpecahan di dalam negaranya. Perpecahan
tersebut disebabkan oleh taktik adu domba yang digunakan oleh tentara Romawi.
Ciri
kedua adalah adanya pihak-pihak tertentu di belakang layar yang memperoleh keuntungan
dari perpecahan yang ada. Pihak-pihak ini biasanya adalah pihak asing yang
memiliki kepentingan tertentu,
terutama
kepentingan politik dan ekonomi. Mereka bertanggung jawab atas berita yang
tersebar dan meresahkan masyarakat. Mereka dikenal sebagai provokator atau
aktor di belakang layar yang memicu perpecahan.
Belanda
menggunakan taktik ini, ketika ia hendak menjajah Indonesia lebih dari 300
tahun yang lalu. Beragam kerajaan yang ada diadu domba, sehingga mereka saling
curiga dan bahkan berperang satu sama lain. Akibatnya, mereka menjadi lemah,
dan dengan mudah dikalahkan oleh Belanda. Belanda lalu akhirnya menjadi
penguasa politik dan ekonomi di berbagai pulau di Indonesia.
Ciri
ketiga adalah kerja sama terselubung. Di balik kecurigaan dan perpecahan yang
terjadi, ada pihak dari luar yang mengajak salah satu dari pihak yang terpecah
tersebut untuk bekerja sama. Mereka lalu membentuk persekutuan terselubung.
Namun, yang kerap terjadi adalah persekutuan tersebut lalu hancur, karena pihak
dari luar mengingkari janji mereka.
Inilah
pola yang digunakan tentara Amerika Serikat untuk meng-hancurkan beragam Suku
Indian yang ada di Amerika Utara. Pemerintah AS menyebarkan beragam berita
bohong, guna memecah kerja sama di antara berbagai Suku Indian di Amerika
Utara. Pemerintah AS lalu mengajak salah satu suku untuk bekerja sama, guna
menghancurkan suku Indian lainnya. Namun, kerja sama tersebut lalu hancur,
ketika pemerintah AS mengingkari janji mereka, dan justru menyerang sekutunya.
Ini terjadi berulang kali di Amerika Utara.
Ciri
keempat adalah pengalihan isu dan sumber daya. Perpecahan dan kecurigaan yang
terjadi biasanya membuat kelompok masyarakat tersebut melupakan hal-hal yang
penting. Mereka menghabiskan sum-ber daya mereka untuk berperang satu sama
lain, sehingga kekuatan ekonomi dan budaya mereka pun melemah. Di dalam keadaan
itu, pihak dari luar bisa dengan mudah datang dan menghancurkan mereka
Kerajaan
Inggris menggunakan taktik ini, ketika mereka hendak menguasai Cina pada awal
abad 20 yang lalu. Mereka memaksa kekaisaran Cina untuk terus berperang dengan
kelompok pemberontak yang diciptakan oleh kerajaan Inggris. Akibatnya, begitu
banyak sumber daya ekonomi habis untuk berperang, dan Cina pun lalu menjadi
lemah. Kerajaan Inggris lalu menyerang Cina, walaupun tidak pernah bisa
sepenuhnya menaklukkan Cina.
Seperti
sudah kita lihat, taktik adu bomba sudah begitu sering digunakan di dalam
sejarah oleh para penjajah di berbagai belahan dunia. Mereka ingin memperluas
kekuasaan dan mengeruk keuntungan ekonomi secara tidak adil dari bangsa-bangsa
lain. Begitu banyak orang mati, akibat taktik ini. Begitu banyak kerajaan dan
bangsa hancur, akibat taktik ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar