Mobilitas
Manusia
Perkiraan
para politikus Jerman setelah perang dunia kedua ternyata benar. Mobilitas
memang menjadi fakta nyata dunia sekarang ini. Pergerakan manusia dari satu tempat
ke tempat lainnya terjadi dalam jumlah yang amat besar setiap harinya. Alat
transportasi publik dan transportasi pribadi dikembangkan sedemikian rupa,
sehingga bisa menunjang pergerakan manusia tersebut.
Jerman
adalah salah satu negara yang cukup berhasil mencapai keseimbangan mobilitas
tersebut. Sarana transportasi publik di Jerman,
dengan
perpaduan antara kereta bawah tanah, tram, bus umum, taksi, pesawat terbang dan
jaringan kereta api raksasa yang terhubung dengan hampir semua negara di Eropa,
bisa dibilang salah satu yang termaju di dunia. Di sisi lain, jumlah jalan tol
dan pengguna mobil terus meningkat. Ada sekitar 45 juta mobil yang digunakan di
Jerman sekarang ini. Jumlah penduduk Jerman sendiri sekarang ini sekitar 81
juta penduduk.
Mobilitas
juga sudah menjadi fakta nyata di tingkat internasional. Pergerakan manusia
antar negara dan antar benua sudah menjadi fakta sehari-hari. Berbagai
kepentingan ekonomi, politik, seni dan budaya bergantung pada pergerakan
manusia (mobilitas) ini. Perkembangan industri transportasi dan komunikasi
membuat jarak menjadi tak lagi berarti.
Sahabat
saya di Munich tinggal sendiri untuk meneruskan pen-didikan Masternya. Ibunya
adalah seorang dokter di Inggris. Adiknya sedang belajar di Amerika Serikat.
Sementara, ayahnya kini bekerja sebagai peneliti neurosains di Australia.
Minimal
dua kali dalam setahun, mereka berkumpul. Seringkali, mereka juga saling
mengunjungi satu sama lain. Keluarga ini bergerak melintasi tiga benua setiap
tahunnya. Masih banyak keluarga lain yang memiliki pola serupa semacam ini.
Perkembangan
ekonomi dunia juga amat tergantung pada mobilitas penduduknya. Dengan mobilitas
yang baik, kekayaan pun bisa bergerak ke berbagai penjuru dunia. Industri
pariwisata dan transportasi berkembang pesat sejalan dengan perkembangan
mobilitas manusia. Jika keseimbangan antara mobilitas dengan menggunakan alat
transportasi pribadi dan transportasi publik bisa dicapai, maka kemiskinan di
berbagai negara bisa secara perlahan dikikis.
Perkembangan
mobilitas juga mendorong proses defundamentalisasi. Artinya, orang menjadi
semakin terbuka pandangannya, karena sering berhubungan dengan orang-orang
lainnya dari berbagai penjuru dunia yang memiliki pandangan berbeda. Orang
tidak lagi menjadi
sempit
dan fanatik dengan pandangannya sendiri, atau pandangan kelompoknya. Terorisme
yang berpijak pada fundamentalisme banyak berkembang di tempat-tempat dengan
mobilitas penduduk yang kecil.
Mobilitas
yang tinggi juga mengubah bentuk masyarakat. Kita hampir tidak dapat menemukan
masyarakan yang homogen sekarang ini. Seluruh dunia hampir sepenuhnya berubah
menjadi ruang multikultur. Konsep identitas pun juga mengalami perubahan
mendasar yang akhirnya mendorong juga perubahan cara berpikir dan cara hidup
manusia sebagai keseluruhan.
Wattimena, Reza. 2016. Tentang manusia, Dari pikiran, pemahaman,
sampai dengan perdamaian dunia. Yogyakarta: Maharasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar