Memahami
Kesadaran
Kesadaran
manusia bukanlah otaknya. Maka, kesadaran tidak dapat dipahami dengan
pendekatan biologis atau neurologis (saraf) semata. Kesadaran juga bukanlah
semata fenomena empiris yang bisa ditangkap dengan indera manusia. Lebih dari
itu, kesadaran juga bukanlah semata konsep yang bisa dipahami dengan akal budi
manusia.
Penelitian
tentang kesadaran, sampai pada titik paling dalam, menunjukkan, bahwa konsep
ini kosong. Tidak ada kesadaran di dalam diri manusia. Lebih tepat dirumuskan,
tidak ada kata dan konsep yang sanggup menjelaskan makna kesadaran secara
memadai. Maka dapat juga disimpulkan, bahwa memahami kesadaran manusia berarti
menyadari sepenuhnya, bahwa ia kosong secara konseptual.
Di
dalam filsafat timur, terutama di dalam tradisi Zen, memahami kesadaran berarti
memahami inti dari seluruh alam semesta, karena manusia dan alam semesta
memiliki substansi kesadaran yang sama. Maka dari itu, dapat dikatakan, bahwa
memahami kesadaran berarti menjalani perubahan kesadaran. Proses ini berarti
menyadari seutuhnya, bahwa kesadaran bukanlah sebuah rumusan konseptual yang
bisa didiskusikan dengan bahasa dan konsep, melainkan sesuatu yang dialami
seccara langsung sebagai ada, tanpa penjelasan apapun. Ketika orang menyadari
ini, maka ia menjalani perubahan kesadaran mendasar, yang berarti juga
perubahan perilaku, dan perubahan mendasar seluruh hidupnya.
Kesadaran
manusia ada, sebelum segala bentuk pikiran, konsep, bahasa ataupun kata ”kesadaran”
itu sendiri. Memahami dan menyadari ini secara otomatis membawa perubahan
mendasar pada cara berpikir dan cara hidup seseorang. Inilah pendekatan
normatif di dalam
filsafat
kesadaran. Ketika banyak orang menyadari ini, maka otomatis hidupnya akan
dibaktikan untuk kepentingan bersama, institusi-
institusi
yang kokoh bisa berdiri dan keadilan serta kemakmuran bersama bisa dicapai.
Ada
hubungan yang amat erat antara perubahan kesadaran dan proses pembangunan
masyarakat yang adil dan makmur. Filsafat politik dan semua ilmu sosial tidak
akan bisa mewujudkan keadilan dan kemakmuran, tanpa mendorong perubahan
kesadaran mendasar di tingkat hidup pribadi. Aspek politik dari filsafat
kesadaran dan aspek personal dari filsafat politik inilah yang luput dari
beragam kajian di kedua bidang tersebut.
Dalam perspektif tasawuf, kesadaran seorang manusia menjadi sangat penting sebagai bagian awal untuk memahami hakikat atau entitas wujud yang sesungguhnya. selama ini manusia terlihat terbuai oleh segala bentuk assesoris dunia yang hanya ilusi dan bersifat sementara. maka sudah barang tentu kesadarang dibutuhkan untuk mengingatkan kembali tujuan ia diciptakan, mengenal kembali siapa,dan untuk apa ia dicipta di dunia. semua itu agar manusia tetaplah menjadi hamba dan tidak ada ego untuk mencoba jadi Tuhan kedua.
BalasHapus