OBJEK MATERIAL DAN FORMAL FILSAFAT ILMU
Objek material yang terkandung dalam filsafat
ilmu diantaranya adalah ilmu pengetahuan, yakni suatu pengetahuan yang disusun
secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya baik secara ilmiah ataupun secara umum.
Secara umum manusia terlibat dengan pengetahuan,
secara normal dengan perangkat inderanya, akan tetapi seseorang dikatakan
sebagai ilmuan apabila terlibat dalam aktivitas ilmiah secara konsisten serta
merujuk kepada prasyarat-prasyarat yang seharusnya dipenuhi seorang ilmuan
yakni :
a. Prosedur
Ilmiah
b. Metode
Ilmiah
c. Adanya
gelar berdasarkan pendidikan yang telah ditempuh
d.
Kejujuran ilmiah, yakni suatu kemauan, keterlibatan dalam rangka meningkatkan
profesionalitas keilmuannya.
Adapun objek formal filsafat ilmu adalah ilmu
pengetahuan, adanya permasalahan-permasalahan yang mendasar pada ilmu
pengetahuan yang berdasarkan pada :
a. Ontologis “ Apa hakikat ilmu itu sesungguhnya
?”
b. Epistimologi “Bagaimana cara mempeoleh
kebenaran ilmiah ?”
c. Aksiologis “Apa fungsi ilmu pengetahuan bagi
manusia ?”
Sedang menurut pengetian dari tiga dari objek
formal filsafat ilmu diatas
sebagai berikut :
a. Ontologis
adalah bersifat objektif pada suatu pengembangan ilmu dimana objek
pengen\mbangan bersifat realitas.
b. Epistimologi
adalah pengembangan ilmu artinya titik tolak penelaahan ilmu pengetahuan
didasarkan atas cara dan prosedur dalam memperoleh kebenaran, dalam hal ini
yang dimaksud adalah metode ilmiah. Adapun metode ilmiah secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni siklus empiric untuk ilmu-ilmu kealaman
dan metode liener untuk ilmu-ilmu sosial – humaniora.
Yang dimaksud dengan
siklus empiric meliputi :
1. Observasi
2. Penerapan metode
induksi
3. Melakukan proses
preruntasi (proses percobaan)
4. Verifikasi, suatu
pengajuan ulang terhadap hipoteis yang diajukan sehingga menghasilkan suatu
teori.
Yang dimaksud dengan
metode liener meliputi :
1. Persepsi, suatu daya
indrawi didalam menghadapi realitas
2. Kemudian disusun
suatu pengertian atau konsepsi.
3. Kemudian dilakukan
suatu prediksi atau perkiraan, ramalan tentang kemungkinan yang terjadi dimasa
depan.
c. Aksiologis merupakan sikap etis yang harus
dikembangkan oleh seorang ilmuan, terutama dalam kaitannya dengan nilai-nilai
yang diyakini dengan kebenaran yang ideology, kepercayaan senantiasa dikaitkan
dengan ilmu yng sedang bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar